So Klin Softergent, salah satu produk andalan Wings, deterjen terkemuka turun temurun pilihan ibu Indonesia di bulan Ramadhan yang penuh rahmat dan berkah ini menggelar ‘So Klin Berbagi Kelembutan 2019’ dalam bentuk memberikan 1.000 baju baru untuk anak-anak panti asuhan yang tersebar di Indonesia. Kegiatan ini merupakan wujud nyata kasih sayang dan perhatian yang diberikan So Klin Softergent bagi para anak-anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan, karena sebagian besar baju yang mereka miliki adalah baju sumbangan yang telah lama dipakai dalam kegiatan sehari-hari.
“Bulan Ramadhan adalah bulan yang spesial karena membawa berkah bagi seluruh umat manusia, oleh sebab itu So Klin Softergent ingin membagikan berkah kelembutan tersebut kepada para anak-anak yatim piatu yang kurang beruntung. Disinilah letak keindahan momen Ramadhan karena kami dapat membagikan kebaikan dan cinta kepada sesama kita yang membutuhkannya,” ujar Anna Elrika, Product Coordinator Fabric Care PT Wings Surya.
Kegiatan ini diluncurkan dengan mengadakan acara buka puasa para wartawan bersama Natasha Rizky, selebriti sekaligus So Klin Mom. Dalam acara tersebut, So Klin Softergent juga meluncurkan aktiasi kampanye digital untuk mendorong netizen terutama para Ibu pengguna So Klin untuk berpartisipasi mengunggah foto atau video yang berisi doa dan pesan bagi anak-anak panti di media sosial. Cukup mengunggah satu foto sama dengan turut menyumbangkan satu baju baru untuk anak-anak panti asuhan.
Momen Berbagi bersama Anak Yatim Piatu
So Klin Softergent secara konsisten telah memasuki tahun keempat dalam membagikan kelembutan pada anak yatim piatu. Baju baru menjadi hal yang dipilih untuk diberikan kepada anak-anak karena berdasarkan informasi dari para pengurus panti asuhan, anak-anak jarang sekali memakai baju yang layak pakai. Baju-baju yang mereka pakai kebanyakan berasal dari sumbangan donatur karena anak-anak tidak mampu membeli baju baru, bahkan di hari raya besar sekalipun.
“Anak-anak yatim piatu jika ingin membeli baju itu harus menabung dari jauh hari sebelumnya. Niat tersebut seringkali batal terlaksana karena banyak kebutuhan lain yang lebih mendesak sehingga uang tabungan harus direlakan untuk membayar biaya sekolah. Ini yang membuat So Klin Softergent tergerak untuk membagikan kelembutan dalam bentuk menghadiahkan 1000 baju baru untuk anak-anak panti asuhan,” papar Anna.
Secara detil Anna juga memaparkan bahwa So Klin Moms diundang untuk turut ambil bagian dalam aktivasi digital ini. “Caranya mudah, satu unggahan foto beserta pesan kepada anak panti lalu menyertakan hastag #soklinberbagikelembutan2019 #berbagikelembutan, kemudian tag ke instagram @soklindetergent,” tambah Anna.
Natasha Rizky sebagai seorang selebriti yang berperan sebagai ibu muslim juga membagikan ceritanya. Menurutnya, berbagi itu bukan pilihan, tapi kewajiban sebagai umat muslim terutama kepada anak yatim. Pasalnya dalam ajaran Islam, anak yatim piatu memiliki posisi khusus yang harus diperhatikan dan disayangi. Hal ini diterangkan dalam banyak ayat Al-Qur’an dan Hadits, salah satunya adalah “Dan berbuat baiklah kepada ibu bapak dan kaum kerabat serta anak-anak yatim dan orang-orang miskin.” (QS Al Baqoroh,2:83).
Dirinya juga memaparkan, “Dalam sebuah sebuah hadits riwayat Anas RA dikatakan bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang sedekah yang paling utama? Jawaban yang dikemukakan Beliau SAW adalah sedekah pada bulan Ramadhan. Oleh karena itu, yuk Moms, kita jadikan momen bulan suci ini untuk membagikan perhatian dan kelembutan kepada anak-anak yatim piatu yang mendambakannya,” ajak Natasha Rizky.
Berikut ini adalah Kisah – kisah Inspiratif dari Panti Asuhan yang menerima kelembutan dari SoKlin Moms:
1. Perjuangan Panti Asuhan Mahfubiyah Surabaya
Tuhan tidak pernah tidur, karena selalu menyediakan jalan bagi orang-orang yang ingin berbuat baik kepada yang membutuhkan, khususnya anak yatim piatu. Hal ini yang diyakini pengurus panti asuhan Mahfubiyah Surabaya yang bergelut dalam pelayanan mengasuh 25 anak yang tinggal di panti asuhan. Jangan dibayangkan panti asuhan ini memiliki finansial berlimpah dan bantuan dari para donatur kaya. Panti asuhan yang berdiri sejak 1997 ini berdiri dalam keterbatasan dan selalu berjuang setiap hari untuk menghidupi anak-anak yatim piatu yang membutuhkan asupan makanan dan pendidikan.
Hal ini dituturkan salah satu pengurus panti asuhan yaitu Hasan yang mengungkapkan, ”Untuk mendapatkan dana kebutuhan sehari-hari kita biasanya menaruh kotak-kotak amal di pasar Mangga Besar serta membuka usaha kecil-kecilan berjualan gorengan, dibantu anak-anak panti asuhan selepas mereka pulang sekolah.” Beliau menjelaskan sedari kecil anak-anak dilatih untuk disiplin dalam agama dan karya serta ditanamkan jiwa entrepreneur dengan bergantian untuk membantu berjualan gorengan. Walau selalu bergulat dengan keterbatasan, sudah banyak anak-anak lulusan panti asuhan yang kini bisa hidup mandiri. Bahkan yang paling membanggakan, ada salah satu lulusan panti asuhan bernama Uswatun yang hingga kini masih tinggal di panti asuhan Mahfubiyah yang meneruskan ke jenjang perguruan tinggi dan berprestasi dalam olahraga pencak silat, bahkan berkompetisi hingga ke Singapura.
2. Kepedulian Anak Muda Wujudkan Panti Asuhan Al Qomariyah Bandung
Kepedulian dan keberanian berbagi berbagi dengan sesama tidak pernah mengenal batasan. Banyak anak muda yang lebih memilih untuk belajar dan bersenang-senang, namun ada juga yang ternyata berani mengambil sikap untuk memberikan pelayanan bagi anak-anak yatim piatu yang membutuhkan. Hal ini terbukti dari keberadaan Panti Asuhan Al Qomariyah di kota Bandung yang didirikan dan dikelola oleh sekelompok anak-anak muda. Panti asuhan ini mengelola 20 anak-anak yatim piatu yang kekurangan dari segi perekonomian.
Ipah Rosipah, mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung adalah salah satu pengurus panti Asuhan Al Qomariyah. Ia menjelaskan bahwa dirinya sudah ikut membantu mengurus panti asuhan ini sejak masih SMA kelas 2. “Kita semua memiliki kewajiban untuk ikut berbagi dan membantu anak-anak yatim piatu. Sebagian dari rejeki kita adalah hak mereka yang sangat membutuhkan. Tidak perlu menunggu kaya atau cukup umur untuk bisa bertindak bagi mereka yang membutuhkan bantuan kita,” ungkapnya. Panti asuhan ini memfokuskan pendidikan dan kedisiplinan serta kerja keras agar nantinya anak-anak ini bisa berdikari dan hidup mandiri. Selain itu, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan antara kakak asuh dengan adik, karena usia pengurus dan anak-anak panti asuhan tidak terpaut jauh. Ini membuat anak-anak panti asuhan cenderung lebih terbuka dan lebih mudah diatur. Tidak sedikit mahasiswa pertukaran pelajar dari luar negeri datang untuk tinggal bersama mereka selama beberapa minggu. “Ini untuk melatih agar adik-adik juga dapat berkomunikasi dengan orang asing, dan memiliki wawasan pergaulan lebih luas, tidak hanya melulu dengan para pengurus panti,” ungkap Ipah.
Meskipun masih muda, namun Ipah dan rekan-rekannya mampu berjuang mencari pendapatan lewat berbagai cara untuk menghidupi Panti Asuhan Al Qomariyah. Imbasnya mereka berhasil menghadirkan senyum kebahagiaan dari anak-anak yang terampil dalam bekerja dan pintar dalam pendidikan serta kehidupan sosial yang kelak akan menjadi bekal dalam mengarungi samudera kehidupan.